Monday, July 19, 2010

Sibylline Grotto, Gua Yang Penuh Misteri

Pernah mendengar tentang Sibylline Grotto alias Gua Peramal di Napoli, Italia? Gua itu menyimpan kemisteriusan dan legenda yang membuat banyak orang penasaran. Mungkin Anda perlu juga mengunjunginya.
Sibylline Grotto telah dicari para arkeolog sejak abad pertengahan, namun baru ditemukan ditemukan pada 1932 oleh Amedeo Maiuri, arkeolog yang bertanggung jawab atas penggalian di Pompeii dan Herculaneum.

Bentuk gua ini menunjukkan kalau gua dibangun pada masa peradaban Etruscan. Kemungkinan bebatuan gua dipotong oleh warga Etruscan yang ditaklukkan Roma sekitar abad ke-6 SM, dan dijadikan budak.
Gua ini menjadi terkenal karena ditulis Virgil Aeneid VI, dalam sebuah buku yang bertutur tentang Cumaean Sibyl, peramal wanita yang juga ketua pendeta sebuah koloni Yunani kuno di Cumae, sebuah wilayah di dekat kota Naples, Italia, yang dinamakan Apollonian oracle. Sibyl sendiri berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti peramal.
Gua Peramal memiliki banyak pintu masuk, meskipun tidak berjumlah 100 seperti tertulis dalam buku. Gua ini memiliki tinggi 5 meter, panjang 131 meter, memiliki sisi-sisi berupa galeri, dan waduk. Gua ini sangat dekat dengan gua Romawi lainnya yang mengarah ke Danau Avernus, termasuk Crypta Romana dan gua di Cocceio yang berupa terowongan yang digali melalui gunung untuk mengakses danau.
Semua pintu masuk gua ini secara harfiah memiliki nuansa yang memperkuat daerah Italia Selatan yang kaya dengan mitos bawah tanahnya, khususnya daerah vulkanik aktif di sekitar Napoli yang dikenal dengan sebutan Flegrei Campi. Sedang Danau Avernus oleh Virgil disebut sebagai pintu masuk untuk Hades (dewa bawah tanah dalam mitologi Yunani), dan pulau beraroma belerang karena mengandung banyak sulfur, disebutkan sebagai pintu masuk ke neraka.
Dalam bukunya, Virgil menulis, pada abad 19 SM, Aeneas, prajurit Trojan, bertemu seorang peramal misterius yang tinggal di mulut sebuah gua di Cumae. Oleh peramal yang kemudian disebut sebagai Cumaean Sibyl ini, Aeneas dipandu ke bawah tanah melalui sebuah gua (Sibylline Grotto) guna memenuhi takdirnya seperi yang disarankan Anchises, ayahnya yang telah meninggal.
Dalam buku Virgil juga dikisahkan akhir hidup Cumaean Sibyl yang menyedihkan. Malapetaka ini berawal ketika wanita peramal tersebut membuat kesepakatan dengan Apollo (dewa matahari, ahli obat-obatan, pemanah, dan pertanian dalam mitologi Yunani). Kepada Apollo, Cumaean Sibyl meminta agar dapat hidup selama beberapa tahun sebagai sebutir pasir, dan Apollo menyanggupi, tapi dengan syarat Cumaean Sibyl menyerahkan keperawanannya. Cumaean Sibyl menolak, dan Apollo marah. Wanita itu dihukum akan hidup kekal, namun tanpa seorang pemuda pun yang mendampingi hidupnya. Dan memang Cumaean Sibyl dapat hidup hingga sekitar 100 tahun.
Karena sejarahnya, Gua Peramal termasuk bagian dari Situs Arkeologi Cumae. Situs yang berada di 1 via Acropoli, Naples, ini buka mulai pukul 09.00 sampai sebelum matahari terbenam dengan biaya masuk 2,5 euro (sekitar Rp29 ribu).(mi online)

No comments:

Post a Comment