Friday, July 9, 2010

Pembuatan Film Obama Anak Menteng Dinilai Berlebihan

That our patchwork heritage is a strength, not a weakness
We are nation of Christians and Moslems
Jews and Hindus, and non believers

Petikan Pidato Presiden Barack Obama setelah dia resmi menjadi Presiden Amerika Serikat, menjadi pembuka film "Obama Anak Menteng", produksi Multivision Plus. Adegan lalu pindah ke kawasan Menteng, Jakarta Pusat, sekitar akhir tahun 1960-an. Adegan itu secara khusus menyorot sebuah mobil sedan yang tengah melintas di depan sebuah sekolah dasar.

Di dalam mobil itu, seorang anak laki-laki berkulit agak gelap dan berambut keriting menanyakan sesuatu kepada seorang perempuan berkulit putih. Dari nama sekolah yang dilintasi serta dialog antara sang anak laki-laki dan perempuan kulit putih itu, kita langsung bisa menyimpulkan bahwa anak laki-laki itu adalah Barack Obama kecil dan ibunya Ann Denham.
Itulah sedikit adegan pembuka film yang diangkat dari novel dengan judul sama karya Demian Dematra; "Obama Anak Menteng". Pada intinya film ini berkisah seputar satu tahun terakhir kehidupan Obama kecil di Jakarta.
Film ini kemudian berkisah bagaimana Obama kecil atau Barry mencoba beradaptasi dengan lingkungan barunnya di kawasan Menteng, bagaimana dia menghadapi sikap beberapa anak yang memusuhinya, hingga akhirnya ke masa-masa di mana Obama kecil harus meninggalkan Indonesia dan kawan-kawannya.

Tidak Mengkultuskan
Fakta bahwa Presiden Obama pernah tinggal di Indonesia sekitar empat tahun nampaknya menjadi sebuah 'kebanggaan' negeri ini. Padahal, selain pernah sebentar menghabiskan masa kecilnya di Indonesia, praktis belum ada sumbangan nyata Barack Obama bagi Indonesia. Namun kenyataan ini tidak menyurutkan Direktur Utama Multivision Plus Raam Punjabi mengangkat kisah Obama kecil ke layar lebar. Apakah ini tidak berarti film ini coba mengkultuskan Barack Obama?
"Sama sekali tidak. Kami tidak membicarakan Obama sekarang tapi masa kecilnya di Indonesia, beradaptasi di Indonesia. Kami hanya berbicara niat seorang anak yang pernah tinggal di Indonesia tapi kini bisa memimpin sebuah negara adi kuasa," kata Raam Punjabi seperti dilansir BBC Indonesia.com.
Raam mengaku, film ini sebenarnya tak hanya melulu mengisahkan kehidupan Obama di Indonesia, namun ada pesan moral yang ingin disampaikan. "Pesan moralnya adalah semua anak adalah istimewa untuk keluarganya dan semua anak mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin," tambah Punjabi.
Dengan memasang sosok Obama yang sangat populer di Indonesia, apakah berarti Raam Punjabi yakin film ini akan diminati penonton dan meraup keuntungan?
"Saya tidak mencari keuntungan saja. Keuntungan saya adalah pesan yang diterima para penonton. Jika 50 persen atau 10 persen saja para penonton atau anak-anak kita memahami pesan film ini maka saya sudah merasa berhasil," tandas Punjabi.

Agak Berlebihan
Sementara itu, praktisi internet Heru Nugroho yang beberapa waktu lalu menggalang kelompok penentang pendirian patung Obama kecil di Taman Menteng, Jakarta menyatakan tidak terlalu memedulikan film ini.
"Film dan patung dua hal yang berbeda. Jika patung yang kemudian didirikan di sebuah tempat bisa dimaknai monumen. Sedangkan film kan seperti buku atau lainnya, jadi biasa saja," kata Heru.
Namun, Heru menilai memang agak terlalu cepat mengangkat Barack Obama ke layar lebar. Apalagi, tambah Heru, selama dua tahun pemerintahannya Obama belum menunjukkan kesuksesan.
Selain itu, Heru mengakui, memang agak berlebihan mengangkat kisah masa kecil Obama ke layar lebar. "Hanya karena Obama pernah tinggal di Indonesia, nampaknya apresiasi kepada dia terlalu berlebihan. Padahal dia nampaknya tidak terlalu peduli dengan Indonesia. Buktinya, dia terus membatalkan kunjungannya ke Indonesia," tandas Heru.
Meski menganggap film Obama ini berlebihan, Heru menegaskan dia tidak akan menggalang keberatan, seperti melayangkan gugatan class action seperti yang dilakukan terhadap pendirian patung Obama kecil di Taman Menteng. Yang jelas, bagi anak-anak yang sempat menonton, mereka menganggap film kisah masa kecil Obama ini cukup menyenangkan. Anita, siswi kelas 4 SD yang telah menyaksikan film itu mengatakan, film "Obama Anak Menteng" seru.
"Kita jadi ngerasa harus berusaha keras meraih cita-cita seperti Barry," kilahnya.
Multivision Plus sebelumnya berencana merilis film ini pada pertengahan Juli, sesuai rencana kedatangan Presiden Barack Obama ke Indonesia. Namun, sayangnya Presiden Obama kembali batal berkunjung karena harus menyelesaikan masalah kebocoran pengeboran minyak di Teluk Meksiko.

No comments:

Post a Comment